Keluhan/penyakit yang umumnya dapat dibekam.
1.
Penyakit Akut, seperti : batuk pilek, bronchitis acute, sakit
kepala acute, gastritis acute, mual-mual dan muntah-muntah, sembelit,
colli abdomen/kejang perut, dll.
2. Penyakit
Chronic / Menahun, seperti : Migraen, sakit kepala, Gastritis Chronis,
Hypertensi, Stroke, Gangguan hormon, Gangguan mata, Allergic, gangguan
pencernaan, rematik, asam urat, ambien, insomnia, gangguan pernapasan,
ganguan syaraf dan otot, dll.
Diagnosis Penyakit Dengan Bekam
Diagnosa
bekam/cupping dapat dilihat dari warna pigmen kulit setelah pembekaman.
Di dalam buku “Canon of Internal Medicine” dikatakan, “Kondisi organ
internal (organ dalam) dapat diketahui dengan cara mengobservasi
(mengamati) gejala-gejala eksternal dan tanda-tanda fisik, sehingga
penyakitnya dapat didiagnosa.”
Reaksi pigmen pada kulit bekas bekam adalah sebagai berikut :
Bekas
bekam yang muncul berwarna ungu kegelapan atau hitam, pada umumnya hal
ini mengindikasikan kondisi defisiensi (kekurangan) pasokan/suplai darah
dan channel/saluran (pembuluh) darah yang tidak lancar yang disertai
dengan keberadaan darah statis (darah beku).
Bekas
bekam yang muncul berwarna ungu disertai plaque (bercak-bercak), pada
umumnya hal ini menandakan terjadinya gangguan/ kelainan gumpalan darah
yang berwarna keunguan dan adanya darah statis (darah beku).
Bekas
bekam yang muncul berbentuk bintik-bintik ungu yang tersebar dengan
tingkatan warna yang berbeda (ada yang tua dan ada yang ungu muda). Hal
ini menandakan kelainan “Qi” dan darah statis.
Bekas
bekam yang muncul berwarna merah cerah, biasanya hal ini menunjukkan
terjadinya defisiensi “Yin”, defisiensi “Qi” dan darah atau rasa panas
yang dahsyat yang diinduksi oleh defisiensi “Yin”.
Bekas
bekam yang muncul berwerna merah gelap, hal ini mengindikasikan kondisi
lemak di dalam darah yang tinggi disertai dengan adanya panas patogen.
Bekas
bekam yang muncul berwarna agak pucat/putih dan tidak hangat ketika
disentuh, hal ini mengindikasikan terjadinya defisiensi cold (dingin)
dan adanya gas patogen.
Adanya garis-garis pecah/ruam
pada permukaan bekas bekam dan rasa sedikit gatal, hal ini
mengindikasikan kondisi adanya wind (lembab) patogen dan gangguan gas
patogen.
Munculnya uap air pada dinding bagian dalam gelas bekam, menandakan kondisi adanya gas-gas patogen pada daerah tersebut.
Adanya
blister (lepuhan/lecat) pada bekas bekam, menggambarkan kondisi
gangguan gas yang parah pada tubuh. Adanya darah tipis pada blister
merupakan reaksi gas panas toksin.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam bekam
Pastikan bahwa gelas bekam sudah steril dan higinis sehingga aman untuk bekam (terutama bekam basah).
Untuk
pasien yang belum pernah dibekam sebelumnya, pilihlah gelas bekam dari
yang terkecil lalu ke yang besar supaya tidak terlalu sakit.
Posisi
bekam dapat dilakukan dengan duduk atau berbaring menelungkup. Posisi
duduk lebih baik untuk peredaran darah, namun bagi pasien yang lemah
dianjurkan dengan posisi berbaring.
Untuk pasien yang
baru dibekam, sering-seringlah menanyai bagaimana keadaannya, apakah
merasa mulas, pusing, mual atau adanya tanda-tanda akan pingsan lainnya.
Segera hentikan bekam apabila pasien mengeluh kesakitan.
Setelah
bekam dihadapkan beristirahat yang cukup. Sebagian pasien segera merasa
segar badannya setelah berbekam pada bagian punggung dan lutut,
sehingga ia tidak mau beristirahat sebagaimana mestinya, hal ini dapat
menyebabkan kembalinya penyakit.
Sebagian orang merasakan suhu badannya naik setelah 1-2 hari setelah berbekam, hal ini adalah normal dan akan segera hilang.
Pasien
yang menderita sakit menular atau infeksius agar diberikan perhatian
khusus. Bagi penderita penyakit infeksius, diharap gelas bekamnya adalah
tersendiri (single use) dan juru bekam dianjurkan menggunakan pelindung
tubuh seperti sarung tangan karet (gloves), masker dan semisalnya.
Pasien
yang menderita tekanan darah rendah harus diperlakukan ekstra dan
hati-hati. Tingkat kesadarannya selalu dimonitor agar tidak pingsan.
Dihindarkan membekam pada areal punggung bawah yang sejajar dengan pusar
ke bawah, karena hal ini bisa menurunkan tekanan darah dengan cepat.
Permukaan
kulit yang timbul blister kecil, bercak-bercak, noda darah dan darah
stasis adalah reaksi normal setelah bekam. Apabila blister yang timbul
banyak dan besar-besar (seperti luka bakar), maka dapat dipecah dengan
cara menusukkan jarum steril kering hingga keluar cairannya (cairan
limfoid) lalu didesinfeksi dengan desinfektans. Lebih dianjurkan apabila
bekas bekam yang berblister ini dipijat lembut dengan minyak zaitun
atau jinten hitam.
Pasien yang mengalami mental stres,
ketakutan, mual dan gejala mental lainnya, dihentikan pembekaman dan
pasien disuruh berbaring relaks, tenang dan diberi minum dengan minuman
manis (lebih baik madu) kemudian dimotivasi dan disugesti untuk
menghilangkan atau meminimalisir gangguan mentalnya.